Tempat jalan-jalan di kawasan Tahura TAMAN HUTAN RAYA Ir.H Djuanda Bandung
Kawasan Tahura Ir.H Djuanda Bandung, dari Dago Pakar sampai Maribaya Berjalan Kaki cocok untuk hiking Bersama Keluarga Dan Anak-Anak.
INFORMASI TIKET MASUK :
RP.15.000-17.000 /0RANG + PREMI ASURANSI 2000,
KENDARAAN BERMOTOR/PARKIR RP.6000
KENDARAAN MOBIL RP.12000
Tiket Wisatawan Nusantara Rp 17.000
Tiket masuk wisatawan mancanegara Rp 57.000
Iya Seperti namanya, goa ini dibangun pada masa penjajahan Jepang di Indonesia Sekitar antara tahun 1942-1945.
Berjarak 600 meter Kurang lebih dari Gerbang Tahura Dago, pengunjung harus menuruni anak tangga yang panjang untuk sampai ke sini.
Gua ini terdiri dari 4 pintu masuk dan beberapa cerobong asap. Di dalamnya ada koridor labirin dan tidak ada koridor.
Masyarakat setempat membangun goa yang dibangun dengan sistem kerja paksa yang disebut Romusha, di bawah pengawasan militer Jepang. Menurut masyarakat setempat, di gua yang gelap ini terkadang terdengar rintihan arwah Romusha yang disiksa sampai mati dengan kerja paksa.
Kafe Belanda/HOLLAND
Tempat ini terletak 50 meter dari Gua Jepang. Di sini pengunjung bisa menyewa pakaian ala Belanda.
Kafe ini menawarkan berbagai menu yang bisa Anda nikmati di dalam kafe atau di luar sambil menikmati suasana hutan dan lembah yang berdekatan.
Sekitar 50 meter dari Holland Cafe, pengunjung masuk ke Holland Cave.
Berbeda dengan goa Jepang, goa Belanda memiliki terowongan sepanjang 100 meter.
Namun, selain gang tersebut terdapat gang-gang lain tempat tentara Belanda menyiksa para pekerja paksa pada masa penjajahan.
Selain itu, pengunjung tidak diperbolehkan mengucapkan kata "lada" di gua ini, karena merupakan nama tokoh masyarakat setempat yang sudah meninggal. Karena kedua hal tersebut, Gua Belanda menjadi tempat yang angker dan sering dijadikan tempat menguji batin seseorang.
Air Terjun Koleang
Dalam bahasa Sunda, “curug” berarti air terjun. Curug Koleang berjarak sekitar 1,1 km, terletak di bawah jembatan gantung menuju Peternakan Rusa.
Air terjun ini berada di aliran Sungai Cikapundung yang tercemar limbah sabun dari Lembang dan sekitarnya. Air terjun ini tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 1 meter. Pengunjung bisa melihatnya saat berada di atas jembatan gantung yang agak rapuh.
Untuk menuju ke sini, pengunjung harus belok kiri dari jalan utama menuju Maribaya dan melewati Jembatan Gantung Curug Koleang.
Setelah itu, pengunjung harus menyusuri kontur tanah sepanjang 400 meter menyusuri jalan di samping ngarai sungai Cikarundung. Seperti namanya, Hirvifarmi terletak di properti di tengah hutan.
Ada sekitar 10 ekor rusa yang bisa pengunjung beri makan berupa wortel yang harus dibeli dari warung-warung yang ada di pekarangan.
Jika tidak ingin ke Peternakan Rusa, pengunjung dapat melanjutkan di jalan utama sepanjang 1,1 km dari Curug Koleang Junction ke Batu Batik Junction.
Jangan membayangkan sebuah batu besar bergambar motif dasi ketika mendengar kata Batu Batik.
Pengunjung harus menuruni tangga besi yang sangat curam dan rapuh menuju tepi sungai Cikapundung yang tercemar sabun. Ada lantai batu hitam yang terbuat dari lelehan lahar Gunung Tangkuban Perahu.
Lelehan lahar tersebut membentuk lipatan selendang, oleh karena itu sering disebut “Selendang Dayang Sumbi”.
Air Terjun Lalay
Hanya berjarak 200 meter dari Batu Batik Junction, pengunjung akan menemukan Curug Lalay Junction.
Sesuai dengan namanya “Lalay” yang berarti “kelelawar” dalam bahasa Indonesia, kelelawar banyak dijumpai di air terjun ini. Sebelum pesan ini ditulis, akses ke Curug Lalay memang tidak sebagus Batu Batik, sehingga wisatawan awam tidak bisa mengunjunginya.
Karena untuk menuju ke sana, pengunjung harus menuruni jurang terjal yang dipahat di tanah di pinggir Sungai Cikarundung.
Air Terjun Maribaya
Tempat ini merupakan objek wisata terakhir di sepanjang jalur Dago Pakar-Maribaya.
Gerbang Tahura Dago berjarak 4,3 km dan jalurnya cenderung menanjak.
Air Terjun Adat Maribaya
Tempat ini merupakan objek wisata terakhir di sepanjang jalur Dago Pakar-Maribaya.Berada di ketinggian 4,3 km, jalurnya cenderung menanjak. Dari Gerbang Tahura Dago, dibutuhkan waktu 3 jam berkendara bagi pengunjung.Di sini terdapat air terjun setinggi sekitar 10 meter. Namun, pengunjung hanya bisa melihatnya dari atas jembatan. Pengunjung tidak bisa turun ke tepi air terjun atau bermain air di sekitar air terjun karena kawasan tersebut tidak memungkinkan.Namun ada warung makan di kawasan ini dimana pengunjung bisa mengisi perut mereka.
Di atas jembatan, pengunjung dapat melihat puncak tertinggi Tahura Djuanda yang disebut Tebing Keraton.
https://www.youtube.com/watch?v=548rjofNbSY&t=1220s
Komentar
Posting Komentar